Thursday, March 31, 2016

Tahapan Gerakan Literasi Sekolah untuk SMP.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Adapun tujuan Gerakan Literasi Sekolah antara lain:

  1. Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
  2. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
  3. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
  4. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
  5. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Berikut ini tahapan dalam melaksanakan GLS,


Pembiasaan

• 15 menit membaca
• Jurnal membacaharian
• Penataan saranaliterasi
• Menciptakan lingkungan kaya teks
• Memilih buku bacaan

Pengembangan
• 15 menit membaca
• Jam membaca mandiri untuk kegiatan kurikuler/ ko-kurikuler (bila memungkinkan)
• Menanggapi bacaan secara lisan dan tulisan
• Penilaian non-akademik
• Pemanfaatan berbagai graphic organizers untuk portofolio membaca
• Pengembangan lingkungan fisik, sosial dan afektif

Pembelajaran
• 15 menit membaca
• Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran lintas disiplin
• Pemanfaatan berbagai organizers untuk pemahaman dan produksi berbagai jenis teks
• Penilaian akademik
• Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik


Download lengkap panduang GLS disini.

Wednesday, March 23, 2016

Pedoman Penulisan Artikel pada Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang Kemdikbud

Sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) No. 03/V/PB/2010, mengenai penetapan angka kredit guru PNS. Salah satu unsur kegiatan guru adalah Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dengan subunsur melaksanakan publikasi ilmiah, guru diwajibkan melaksanakan publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan ilmu pada bidang pendidikan formal.

Untuk membantu para Guru untuk menerbitkan/ mempublikasikan hasil penelitian mereka pada sebuah Jurnal yang terakreditasi, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menerima hasil penelitian para guru dengan pedoman berikut ini.

  • Naskah belum pernah dimuat/diterbitkan di media lain, diketik dengan 2 spasi pada kertas A4 dengan huruf Time New Romansberukuran 12, jumlah 10-30 halaman dilengkapi: judul maksimal 14 kata (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris); abstrak sebanyak 100-150 kata (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris); dan kata kunci sebanyak 3-5 pengertian (deskriptor) dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Naskah dikirim ke alamat Sekretariat Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan dalam bentuk printout dan disertai softcopynya.
  • Naskah yang dapat dimuat dalam jurnal ini meliputi tulisan tentang kebijakan, penelitian, pemikiran,reviu teori/konsep/metodologi, resensi buku baru, dan informasi lain yang berkaitan dengan permasalahan pendidikan dan kebudayaan.
  • Artikel hasil penelitian memuat: judul, nama penulis, alamat e-mail penulis, abstrak dan kata kunci,dan isi. Isi artikel mempunyai struktur dan sistematika serta persentase jumlah halaman sebagai berikut. (1) Pendahuluan meliputi: latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian (10%). (2) Kajian Literatur mencakup kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan (15%). (3) Metode yang berisi rancangan/model, sampel dan data, tempat dan waktu, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data (10%). (4) Hasil dan Pembahasan (50%). (5) Simpulan dan Saran (15%). (6) Pustaka Acuan (hanya berisi sumber acuan yang dipergunakan sebagai rujukan langsung)
  • Artikel pemikiran/gagasan dan atau reviu teori memuat: judul, nama penulis, alamat e-mail penulis, abstrak dan kata kunci, dan isi. Isi artikel mempunyai struktur dan sistematika serta persentasenya dari jumlah halaman sebagai berikut. (1) Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penulisan (10%), (2) Kajian literatur dan pembahasan serta pengembangan teori/konsep (70%), (3) Simpulan dan saran (20%), dan (4) Pustaka Acuan (hanya berisi sumber acuan yang dipergunakan sebagai rujukan langsung)
  • Artikel resensi buku selain menginformasikan bagian-bagian penting dari buku yang diresensi juga menunjukkan bahasan secara mendalam kelebihan dan kelemahan buku tersebut serta membandingkan teori/konsep yang ada dalam buku tersebut dengan teori/k onsep dari sumber-sumber lain.
  • Khusus naskah hasil penelitian yang disponsori oleh pihak tertentu harus ada pernyataan (acknowledgement) yang berisi informasi sponsor yang mendanai dan ucapan terima kasih kepada sponsor tersebut.
  • 80% atau lebih Pustaka yang diacu hendaknya bersumber dari hasil-hasil penelitian, gagasan, teori/konsep) yang telah diterbitkan di jurnal (komposisi sumber acuan dari hasil penelitian lebih banyak daripada sumber yang diacu dari buku teks). Hasil pe nelitian paling lama 10 tahun terakhir, kecuali Pustaka Acuan yang klasik (tua) yang memang dimanfaatkan sebagai bahan kajian historis. Penulisan Pustaka Acuan yang bersumber dari internet, agar ditulis secara berurutan sebagai berikut: penulis, judul, alamat web, dan tanggal unduh (down load). Unsur yang ditulis dalam Daftar Rujukan secara berturut-turut meliputi: 1) nama pengarang ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik; 2) tahun penerbitan; 3) judul, termasuk subjudul; 4) tempat penerbitan; dan 5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya.

  • Tatacara penulisan Pustaka Acuan

Contoh Rujukan dari buku:
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideology Bangsa: dari Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP Malang. 

Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahu n yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans.Altanta GA: Career Ladder learinghouse.Cornet, L. & Weeks, K. 1985b. Planning Carrer Ladder: Lesson from the States.Altanta GA: Career Ladder Clearinghouse. 

Rujukan dari buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya). Ditambah dengan ed jika satu editor,eds jika editornya lebih dari satu. Contoh:
Denzin, N.K., Lincoln, Y. S., ed. 2009. Handbook of Qualitative Research. Terj. Daryatmo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

Rujukan dari artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editornya) contoh:
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.). Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat dan YA3. 

Rujukan dari buku yang ditulis lebih dari dua penulis, dapat ditulis dengan menambahkan nama penulis pertama dengan dkk (dan kawan-kawan) atau et.al (dan lainnya). Penulisan dalam Pustaka Acuan harus ditulis lengkap nama penulis lainnya.
Malmfors, et.al ditulis lengkap Malmfors, B. P., Garnsworthy, M. Grossman. 2005. Writing and Presenting Scientific Papers. 2nd Ed. Nottingham University Press, Nottingham, UK.

Edi Suhardi Ekajati, dkk., ditulis lengkap Ekajati. Edi Suhardi, Darsa, Undang A., Fathurahman. Oman., 1992. Jawa Barat, Koleksi Lima Lembaga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Ecole française d’Extrême-Orient. 

Rujukan dari artikel dalam jurnal, contoh:
Dali S, Naga. 1998. Karakteristik Butir pada Alat Ukur Model Dikotomi. Jurnal Ilmiah Psikologi, III 4 34-42 

Rujukan dari artikel dalam majalah atau koran, contoh:
Alka, David Krisna. 4 januari 2011. Republik Rawan Kekerasan? Suara Karyahlm. 11 

Rujukan dari Koran tanpa penulis, contoh:
Kompas. 19 September, 2011. Sosok: Herlambang Bayu Aji, Berkreasi dengan Wayang di Eropa, hlm. 16 

Rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang dan tanpalembaga, contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya. 

Rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut, contoh:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Panduan Manajemen Sekolah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Jakarta. 

Rujukan dari karya terjemahan, contoh:
Sztompka, Piotr. 2005. Sosiologi Perubahan Sosial(Terjemahan Alimandan) Jakarta: Penerbit Prenada 

Rujukan berupa skripsi, tesis, atau disertasi, contoh:
Indarno, Jasman. 2002. Kontribusi Penerapan Berbasis Sekolah terhadap Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Tingkat Dasar di Jawa Tengah. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. 

Rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau lokakarya, contoh:
Siskandar. 2003. Teknologi Pembelajaran dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.Makalah: Disajikan pada Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran pada Tanggal 22-23 Agustus 2003 di Hotel Inna Garuda Yogyakarta. 

Rujukan dari internet, contoh:
Jamhari, Ma’ruf. Pendekatan Antropologi dalam Kajiann Islam, http://www.ditpertais.net/artikel/jamhari01.asp. diakses tanggal 15 Januari 2012.
  • Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang dimuat dalamPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (terbaru).
  • Pengiriman naskah disertai dengan alamat, nomor telepon, fax dan e-mail. Pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Naskah yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis. Kepada penulis diberika n 2 eksemplar jurnal sebagai tanda bukti pemuatan.

Penulis yang ingin memasukkan naskah harus memperhatikan poin-poin di bawah ini. Jika naskah tidak sesuai dengan persyaratan yang telah dicantumkan, ada kemungkinan naskah tersebut akan dikembalikan.

Nama dan alamat email yang dimasukkan di situs jurnal hanya akan digunakan untuk tujuan yang sudah disebutkan, tidak akan disalahgunakan untuk tujuan lain atau untuk pihak lain.

Demikianlah Prosedur Penerbitan Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang Kemdikbud. Semoga bermanfaat.

Saturday, March 19, 2016

Lomba Artikel dan Karya Jurnalistik Kemdikbud 2016


Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2016, Biro Komunikasi dan layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan Lomba Artikel dan Karya Jurnalistik Pendidikan dan Kebudayaan 2016.

dengan Tema:

“Keterlibatan Publik dalam Aktivitas Pendidikan dan Kebudayaan”

Subtema:
  1. Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan yang Kuat
  2. Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan
  3. Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu
  4. Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa
  5. Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas
  6. Birokrasi dan Pelibatan Publik
Adapun kriteria mengikuti lomba adalah

  1. Lomba Artikel untuk guru dan/atau orangtua siswa, dan Lomba Karya Jurnalistik (Features) untuk wartawan.
  2. Artikel dan karya jurnalistik adalah karya asli, tidak duplikatif atau replikatif.
  3. Artikel dan karya jurnalistik belum pernah/tidak sedang diikutsertakan dalam lomba apapun.
  4. Artikel dan karya jurnalistik telah dimuat pada media massa cetak (nasional, daerah, maupun media internal institusi) yang terbit di Indonesia. Kategori artikel dan karya jurnalistik dimuat pada periode 1 Januari 2016 s.d.16 April 2016.
  5. Tulisan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  6. Peserta bukan pegawai Kemendikbud.
  7. Peserta dapat mengirimkan maksimal 5 naskah artikel dan karya jurnalistik.
  8. Peserta dapat mengirimkan naskah artikel dan karya jurnalistik dalam bentuk kliping (hardcopy) disertai bukti muat dan melampirkan softcopy dalam bentuk CD (file Microsoft Word).
  9. Pengiriman naskah artikel dan karya jurnalistik dilampirkan bukti pemuatan paling lambat tanggal 18 April 2016 (cap pos) dan diterima panitia paling lambat tanggal 20 April 2016, dikirim ke alamat panitia lomba: Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat, Gedung C lt. 4, Kemendikbud, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270.
  10. Setiap peserta wajib melampirkan identitas pengirim yaitu: nama, alamat, email, nomor telepon/handphone, foto copy kartu identitas KTP/SIM dan Kartu Keluarga. Khusus wartawan untuk kategori karya jurnalistik juga melampirkan Kartu Pers.
  11. Pengumuman hasil lomba melalui www.kemdikbud.go.id, facebook: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta twitter @kemdikbud_RI pada bulan Mei 2016.
  12. Pemenang I, II, dan III tiap kategori berhak atas piagam penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan uang tunai masing - masing sebesar: Juara I (1 pemenang) : Rp. 15.000.000 (dipotong pajak), Juara II (2 pemenang) : Rp. 12.000.000 (dipotong pajak), Juara III (3 pemenang) : Rp. 10.000.000 (dipotong pajak)
  13. Tim Juri berhak membatalkan artikel dan karya jurnalistik yang menjadi pemenang apabila diketahui tidak sesuai dengan kriteria lomba.
Mari buktikan kemampuan jurnalistikmu.

Lomba Foto Kemdikbud 2016


Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2016, Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan Lomba Foto Pendidikan dan Kebudayaan 2016. 

Adapun tema lomba adalah:

“Keterlibatan Publik dalam Aktivitas Pendidikan dan Kebudayaan”

Subtema:

  1. Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan yang Kuat
  2. Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan
  3. Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu
  4. Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa
  5. Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas
  6. Birokrasi dan Pelibatan Publik
Kriteria lomba, antara lain:

  1. Lomba foto meliputi 2 kategori, yaitu Kategori Guru, Orangtua Siswa, dan Siswa serta Kategori Wartawan.
  2. Foto adalah karya asli (original), tidak rekayasa, duplikatif, replikatif, ataupun reproduksi.
  3. Belum Pernah menang dalam lomba foto apapun dan tidak sedang disertakan dalam lomba lainnya.
  4. Fotografer bukan pegawai Kemendikbud.
  5. Pengambilan foto dapat menggunakan kamera DSLR, kamera saku, maupun kamera smartphone high resolution.
  6. Peserta dapat mengirimkan maksimal 5 foto.
  7. Pengiriman foto dalam format JPEG dengan ukuran maksimum 2,50MB per foto, resolusi 72 per inch, berwarna (full colour), dan dibuat pada tanggal 1 Mei 2015 s.d. 15 April 2016, ke email: lombafoto@kemdikbud.go.id, paling lambat 16 April 2016, pukul 24.00 WIB, dengan mencantumkan judul foto dan narasi singkat.
  8. Setiap peserta wajib melampirkan identitas pengirim yaitu: nama, profesi, alamat, email, nomor telpon/hanphone, dan KTP/SIM.
  9. Semua foto yang disertakan dalam lomba, wajib diunggah di akun twitter peserta dengan mention ke akun @kemdikbud_RI dan menggunakan tagar #lombafotokemdikbud2016.
  10. Untuk peserta wartawan, karya foto yang dikirim sudah pernah dimuat pada media cetak atau online periode 1 Mei 2015 sampai 15 April 2016 dengan melampirkan kartu pers serta bukti pemuatan.
  11. Kemendikbud berhak menggunakan/memublikasikan foto yang masuk ke panitia untuk kepentingan nonkomersial Kemendikbud, dengan tetap mencantumkan nama fotografer.
  12. Seluruh foto yang dikirimkan, sepenuhnya merupakan tanggung jawab pribadi peserta, panitia terbebas dari tuntutan apapun terkait foto peserta yang dikrimkan.
  13. Pengumuman hasil lomba melalui www.kemdikbud.go.id, facebook Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta twitter @kemdikbud_RI pada bulan Mei 2016.
  14. Pemenang I, II, dan III tiap kategori berhak atas piagam penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan uang tunai masing - masing sebesar: Juara I (1 pemenang) : Rp. 15.000.000 (dipotong pajak), Juara II (2 pemenang) : Rp. 12.000.000 (dipotong pajak), Juara III (3 pemenang) : Rp. 10.000.000 (dipotong pajak)
  15. 15. Tim Juri berhak membatalkan karya foto yang menjadi pemenang apabila diketahui tidak sesuai dengan kriteria lomba.
Ayo, segera ikuti! Sebelum waktunya berakhir.

Wednesday, March 2, 2016

MEDIA PEMBELAJARAN IPA SECARA ONLINE MAUPUN OFFLINE TERLENGKAP DAN GRATIS

Tags
Pembelajaran IPA sebaiknya diajarkan secara kontekstual untuk memudahkan peserta didik untuk memahaminya. Namun, banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan IPA agar muda untuk dipahami. Belum lagi kendala perlengkapan sarana dan prasarana dalam laboratorium ynag masih sangat kurang. Sehingga membuat pembelajaran semakin terasa sulit.

Kali ini, saya ingin meriview sebuah aplikasi (simulasi) sebagai media pembelajaran IPA yang dapat digunakan secara onlin maupun offline, sehingga sedikit banyaknya membantu mengatasi keterbatasan saran dan prasarana dalam melaksanakan praktikum.

PhET merupakan simulasi Matematika dan Ilmu Pengetahuan yang menyenangkan, gratis dan interaktif. PhET merupakan sebuah hasil pengembangan oleh University of Colorado. PhET bersifat open source, sehingga sangat membantu para guru dan siswa dalam memahami pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan.

Tayangan Pengenalan PhET

Seperti yang dituliskan dalam judul tulisan review ini, PhET dapat diakses secara online maupun offline. Untuk secara online, seorang guru atau pelajar tidak perlu untuk melakukan install aplikasi, cukup hanya mengaksesnya laman PhET yaitu https://phet.colorado.edu/ melalui PC yang terhubung dengan jaringan internet melalui browser yang terdapa pada PC seperti chrome, mozilla, opera, dan lain sebagainya.

Pada laman yang terbuka, akan muncul link text - Play with simulation. Kemudian kita akan disajikan laman yang berisi simulasi-simulasi yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan.

Salah satu contoh simulasi dari PhET.

Untuk cara offline, guru atau perlu menginstall aplikasi simulasi yang dapat di unduh dengan mengklik link text - offline access. Pada laman yang disajikan, guru atau pelajaran akan diajukan tiga unduhan yang disesuaikan dengan keperluan guru atau pelajar tersebut. Pilihan itu antara lain, untuk PC (Desktop), Chromebook, atau iPad.
Untuk PC (desktop) berbasis windows dapat diakses/ diunduh langsung disini (sebesar 1,7 Gb tertanggal tulisan ini di publikasikan.

Jika, aplikasi tersebut terlalu besar, guru dan pelajar dapat memilih satu persatu topik yang ingin dipelajari secara simulasi yang disajikan pada laman tersebut.

Demikian review secara singkat mengenai aplikasi media pembelajaran IPA secara lengkap. Untuk lebih jelasnya silahkan akses alaman PhET yang telah disajikan diatas. 
Perlu diingat, ketika mengunduh, pastikan aplikasi (flash/ simulasi) yang akan diunduh sesuai dengan tipe gadget yang digunakan untuk membuka file tersebut.